Sunday, June 8, 2014

Bed untuk "herb spiral"

Bed ini nantinya akan berisi tanaman bumbu-bumbu. Makanya disebut "herb spiral". Para tukang menyebutnya bentuk "obat nyamuk".

Di sebelah tengah dibuat lebih tinggi dari yang di tepi. Ukurannya juga disesuaikan dengan panjang tangan kita. Jadi dari tepi bed, kita bisa panen bumbu mulai dari pinggir sampai yang ke tengah. 

Dalam bed ini akan ditanam tanaman bumbu-bumbuan yang relatif permanen dan sering digunakan.

Pembatas bed ini dibuat dari tanah galian dari pembuatan bak tampungan air hujan. Bagian tanah yang dalam lebih liat daripada bagian atasnya (top soil). Bagian atas kemudian dicampur dengan daun-daun kering dan humus, sementara bagian bawah dicapur air dan dibentuk menjadi pembatas "herb spiral" ini. Baiknya sih tanah liat itu perlu dicampur sabut kelapa agar lebih kuat, tetapi berhubung agak sulit mencari sabut kelapa, akhirnya kita hanya menggunakan tanah. Memang hasilnya menjadi retak-retak ketika kering. Tetapi kondisi itu tidak terlalu masalah untuk keperluan pembatas bed kita.


Friday, June 6, 2014

Tangga tanah

Ini adalah ujicoba karya tukang-tukang Cigarugak. Mereka ingin membuat tangga dari tanah hasil galian pondasi untuk pembuatan tangga.

Ketika masih basah, tangga cukup lunak. Kemudian mengeras ketika mengering terkena terik matahari. Beberapa bagian sempat retak-retak.

Beberapa waktu kemudian turun hujan. Tangga tanah menjadi lunak kembali.

Nanti kalau tukang-tukang sudah ada waktu luang, mereka bisa bereksperimen untuk perbaikan tangga ini.

Bertanam ganyong dan talas

Tahukah kamu tanaman ganyong dan talas?
Keduanya merupakan tanaman lokal yang mengandung banyak karbohidrat. Pada zaman dahulu kala, tanaman ini banyak ditanam di kebun-kebun warga Cigarugak. Tanaman ini baik ditanam di keteduhan, di bawah pohon dan di tepi sawah.
Hasilnya digunakan sebagai sumber pangan di kala paceklik atau ketika petani kekurangan beras.

Di rumah KAIL, tanaman ini ditanam di sekitar kolam-kolam pengolah limbah. Diharapkan suatu saat KAIL dapat memanfaatkan talas dan ganyong sebagai sumber pangan di rumah KAIL.

Pipa slurry

Keluaran dari septic tank biodigester adalah berupa slurry atau pupuk cair. Di rumah KAIL slurry dikeluarkan melalui pipa. Pipa ini keluar lewat bagian bawah pintu dapur dan dialirkan terus sampai ke kebun.
Di kebun slurry ini akan ditampung sebagai pupuk untuk kebun, atau kalau hasilnya banyak, maka akan dibuat satu biodigester lagi di kebun untuk memproses slurry ini agar gas methana yang masih terkandung benar-benar selesai diproses.


Saat ini kolam khusus penampung slurry belum dibuat. Sebabnya adalah slurry yang sedianya dihasilkan belum kunjung keluar. Pasalnya inflow ke dalam biodigester juga masih relatif sedikit. Jadi hasil slurry maupun gasnya pun belum ada.

Menurut rencana slurry hasil biodgester ini akan digunakan sebagai pupuk untuk kebun. Karena itulah posisi kolamnya ditempatkan di kebun.

Toren untuk cadangan air

Air di rumah KAIL berasal dari mata air yang dialirkan dari sumber air ke rumah-rumah di Kampung Cigarugak melalui pipa-pipa. Di pagi hari dan menjelang magrib, hampir semua warga menggunakan air. Akibatnya, aliran air tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk pada waktu yang sama. Karena itu, KAIL menggunakan toren untuk menampung air.

Toren di rumah KAIL ada dua buah. Satu untuk tampungan air mata air. Air ini digunakan untuk memasak, mandi, cuci dan lain-lainnya.

Toren yang kedua untuk menampung air hujan. Tampungan air ini digunakan untuk flashing toilet dan untuk menyiram kebun.

Mudah-mudahan sistem pengelolaan air ini dapat menjamin tersedianya kebutuhan air KAIL setiap saat sekaligus sebagai upaya konservasi air tanah dalam jangka panjang.

Beds untuk sayuran



Bed-bed ini dibuat oleh para tukang Cigarugak dengan menggunakan tanah hasil galian pondasi. Selain menggunakan tanah galian, bed juga dapat dibuat dari batu, berangkal, batu bata, potongan bambu, kayu dan bahan-bahan lain yang mudah didapatkan di sekitar kita.

Di tengah-tengah bed diletakkan tanah yang gembur dicampur dengan daun-daun kering dan bekas gergajian. Daun kering dan bekas gergajian tersebut diharapkan dapat berubah menjadi kompos yang dapat menyuburkan tanaman.Selain daun kering dan bekas gergajian, tanah juga dapat dicampur dengan materi-materi organis lainnya yang ada di sekitar kita.

Bed dibuat dengan berbagai bentuk agar menarik. Prinsip yang digunakan adalah meniru prinsip permaculture yaitu memperhitungkan posisi panen dan kemungkinan variasi jumlah dan jenis tanaman dalam satu bed.

Di bed-bed inilah KAIL akan menanam sayur mayur, bumbu-bumbu dan tanaman obat-obatan.
Saat ini KAIL sedang mengumpulkan bibit-bibit tanaman untuk ditanam di dalam bed tersebut.

Hasil panen dari kebun ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di rumah KAIL sekaligus menjadi sumber bibit untuk daerah tersebut.

Dalam jangka panjang diharapkan warga sekitar juga dapat terlibat di dalam pengelolaan bed-bed ini. Diharapkan mereka dapat ikut menikmati panen dari bed-bed tersebut. Jika bed-bed tersebut sudah bagus, KAIL akan menyelenggarakan workshop kebun organis bagi warga sekitar dan juga pihak-pihak lain yang tertarik.





Bak kompos

Ini adalah desain bak kompos yang diinspirasi dari kunjungan ke salah satu lahan pertanian di Swedia pada tahun 2008. Pada prinsipnya daerah untuk pembuatan kompos dibagi-bagi menjadi beberapa bagian. Pada setiap bagian akan disimpan bahan-bahan organis yang hendak dikompos berdasarkan beberapa kategori yang dibuat berdasarkan lamanya proses pengkomposan.

Di rumah KAIL, bak kompos ini rencananya akan diisi daun-daun kering, ranting-ranting, sisa makanan, kertas dan kayu-kayu dari kebun dan dari penggunaan rumah KAIL. Karena itulah posisi bak kompos ini dibuat di kebun di dekat dapur.

Jika bahan-bahan tersebut sudah terkompos dan tanah tersebut sudah subur, maka bak kompos tadi dapat ditanami dan berubah fungsi menjadi bed tanaman. Pengkomposan kemudian dapat dipindahkan ke bed tanaman yang lain yang sudah kurang subur.


Wednesday, June 4, 2014

Pondasi dari batu dan tanah

Ini adalah ujicoba penggunaan tanah bekas galian sebagai perekat batu-batu pembatas kebun tanaman sayur di samping rumah.

Pembatas ini dibuat agar tanah di dalam bed tidak jatuh dan tercerai berai.

Posisi pondasi ini adalah di sebelah dinding ruang pertemuan di lantai dasar.

Mudah-mudahan dengan dinding pondasi kombinasi batu dan tanah ini, taman sebelah rumah menjadi lebih cantik.




Sunday, June 1, 2014

Tampilan Rumah KAIL

Di bawah ini adalah koleksi foto Rumah KAIL dilihat dari berbagai arah. Foto pertama adalah foto dari jalan di depan Rumah KAIL (sebelah barat rumah). Dari sisi ini bangunan Rumah KAIL tampak seperti satu lantai saja. Foto kedua diambil dari sebelah selatan menghadap ke utara. Tampak pemandangan Gunung Palasari, yang dari kejauhan tampak indah, tetapi sebenarnya sudah agak gundul karena pohonnya habis. Gambar ketiga diambil dari sebelah timur laut yang menampakkan lantai satu dan dua bangunan ini. Di sekeliling bangunan terdapat banyak pohon yang meneduhkan suasana Rumah KAIL.



Friday, May 30, 2014

Hadiah bibit waluh dari Maya



Buah waluh ini adalah hadiah dari Maya, mama dari Azkia dan Lukman dari Tanjung Sari, Sumedang. Waluh ini adalah panen dari kebun organis mereka dan dihadiahkan ke Kail pada tanggal 30 Mei 2014.
Ditanam di Rumah KAIL di bawah pohon mangga agar dapat merambat ke atasnya. Posisinya di dekat kolam. Mudah-mudahan segera tumbuh dan berbuah yang banyak.




Thursday, May 29, 2014

Angkut dan ratakan tanah

Setelah pembuatan bak tampungan air hujan di bawah tanah, maka ada banyak tanah galian yang dihasilkan. Tanah-tanah tersebut diratakan dengan menggunakan cangkul dan kemudian diangkut dengan karung dan disusun kembali agar tidak berantakan.




Tuesday, May 27, 2014

Rak buku baru


Ini adalah rak buku desain yang baru. Rak ini merupakan modifikasi dari rak sebelumnya yang lebih besar. Kedua rak tersebut adalah hasil buatan Pak Enas, tukang kayu kondang dari Cigarugak.

Menurut rencana, rak-rak tersebut akan digunakan sebagai perpustakaan.

Dengan ukuran rak yang lebih kecil ini, diharapkan dapat lebih mudah dalam pemantauan keberadaan rayap atau serangga pemakan kertas/ buku lainnya.

Thursday, May 15, 2014

Jenis-jenis bambu

Indonesia adalah negara yang memiliki jenis bambu terbanyak. Tetapi mengapa China yang disebut sebagai negeri tirai bambu ya?

Di Rumah KAIL, bambu digunakan untuk membuat dinding kolam pengolah limbah. Jenis bambu yang digunakan untuk kolam ini adalah bambu haur (awi haur) atau dikenal juga sebagai bambu ampel. Ciri-ciri dari bambu ini adalah dindingnya yang tebal dan penampakannya mengkilat.

Selain bambu haur, terdapat juga bambu jenis lainnya seperti bambu tali yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan.










Wednesday, May 14, 2014

Pembuatan dan pemasangan rucuk bambu

Rucuk-rucuk bambu dibuat dari bambu haur yang biasa digunakan untuk dinding kolam dan sawah di Cigarugak. Bambu ini berdinding tebal dan permukaannya mengkilat. Bambu tersebut dipanen dari kebun tetangga oleh para tukang. Setelah dipanen bambu dipotong sesuai dengan kedalaman kolam ditambah beberapa cm untuk menanam bambu tersebut. Di bagian yang akan ditanam, ujungnya dibuat runcing untuk mempermudah pemasangan. Di bawah ini adalah proses pemrosesan bambu tersebut sampai menjadi rucuk bambu. 

















Pembuatan tangga dari potongan bambu sisa rucuk

Rucuk bambu yang tersisa kemudian digunakan untuk pembuatan tangga di sebelah bak penampungan air hujan.

Rucuk-rucuk yang digunakan untuk tangga tersebut adalah rucuk-rucuk yang ukurannya kecil, sehingg kurang pas ukurannya kalau dijadikan pembatas kolam.

Panen bambu untuk pembuatan rucuk

Bambu yang digunakan untuk dinding kolam pengolah limbah cair di rumah kail dipanen dari kebun tetangga. Ketika menebang, tidak boleh seluruhnya langsung dipotong, tetapi harus disisakan sebagian agar ada regenerasi tanaman.