Sunday, May 19, 2013

Penggalian Pondasi


Proses penggalian pondasi awalnya dilakukan oleh tukang-tukang Cigarugak. Tetapi ketika KAIL memutuskan untuk membuat bangunan menjadi 2 lantai, maka tanah yang digali menjadi lebih banyak. Karena tanah yang digali menjali lebih banyak, maka waktu yang dibutuhkan untuk menggali tanahpun menjadi semakin lama. 

Untuk mempercepat waktu penggalian, direkrutlah tukang khusus yang memang berprofesi sebagai tukang gali. Proses penggalian memakan waktu beberapa hari dan melibatkan 14 orang tukang gali dari Majalengka. Mereka adalah orang-orang yang merantau dari desanya ke berbagai kota besar, khususnya Jakarta dan Bandung. Di kota-kota tersebut mereka tinggal bersama dan mencari proyek-proyek galian. Dalam proses penggalian mereka dibayar secara borongan secara kolektif dengan perhitungan per meter kubik.


Para tukang tersebut melakukan penggalian dengan menggunakan cangkul. Hasil cangkulan kemudian diangkut dengan menggunakan tampah dari bambu yang diletakkan dalam pikulan khusus untuk mengangkut tanah hasil galian. Hasil galian kemudian dikumpulkan dan digunakan untuk meratakan tanah di halaman depan lantai satu. Tumpukan tanah tersebut berbentuk bukit-bukit kecil yang akan diproses kembali di kemudian hari setelah bangunan rumah kail selesai dibangun.

Halaman tersebut nantinya akan menjadi tempat untuk berkegiatan, duduk-duduk santai dan tempat bermain untuk anak-anak.




Dengan bantuan para tukang gali ini, proses penggalian berjalan lebih cepat. Proses penggalian yang semula diperkirakan memakan waktu sebulan bila dilakukan hanya oleh tukang Cigarugak, menjadi lebih pendek. Para tukang gali Majalengka memperkirakan waktu satu minggu untuk penyelesaian pekerjaan tersebut. Pada kenyataannya, mereka mengajak lebih banyak orang sehingga proses penggalian dapat berjalan lebih cepat. Dalam waktu kurang dari satu minggu (hanya sekitar 3 hari) ternyata mereka sudah berhasil menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah proses penggalian selesai, para tukang gali pulang ke Majalengka atau ke rumah sewaan mereka di Bandung dengan menggunakan ojeg. Karena mereka tidak sabar ingin segera pulang, sementara ojeg yang datang jarang, maka sebagian dari mereka memilih untuk membonceng ojeg berdua.

Foto-foto di atas diambil di lokasi pembangunan rumah kail pada akhir bulan Mei 2013.