Monday, March 31, 2014

Pemasangan lantai kayu


Lantai dua Rumah KAIL merupakan sebuah rumah limasan dengan lantai kayu. Lantai kayu ini dibuat dari papan yang didapatkan dari pusat material kayu bekas di Jalan Sukarno Hatta, Bandung yang sering juga disebut sebagai daerah Cigelereng.

Asal usul papan bekas di Cigelereng tersebut bermacam-macam. Pertama-tama kami mendapatkan papan kayu ulin (kemungkinan bukan kayu ulin Kalimantan tetapi sejenis kayu tersebut tetapi asalnya dari Jawa Barat) dari bekas lunas kapal dengan harga Rp. 4.2 sd Rp. 4.3 juta per meter kubik. Ternyata ketersediaan papan tersebut tidak mencukupi sehingga perlu dicari papan yang lain.

Papan berikutnya yang kami dapatkan dari papan kayu rasamala bekas bongkaran atap plafon kampus lama. Berbeda dengan papan lunas kapal yang pendek-pendek (panjang sekitar 1 meter), papan bekas bongkaran atap ini memiliki panjang sekitar 3-4 meter sehingga mengurangi jumlah sambungan. Papan-papan ini dibeli dengan harga lebih mahal dibandingkan kayu ulin, seharga Rp. 6.5 juta per meter kubiknya. Karena kesulitan untuk mendapatkan 100% kayu rasamala, maka ada beberapa buah papan terbuat dari kayu lainnya seperti kayu kamper dan samarinda. Meskipun bukan kayu lokal Jawa Barat, kayu kamper dan samarinda tetap diambil karena cukup sulit untuk mendapatkan papan dalam jumlah banyak.




Teknik pemasangan lantai kayu adalah sebagai berikut. Pertama-tama dipasang balok balok di atas pondasi. Kemudian disusun balok berjajar dengan balok-balok di atas dinding depan lantai satu. Kemudian dipasang balok melintang, sehingga tersusun baris-baris balok kayu sejajar. Di atas balok-balok kayu sejajar dan melintang tersebut disusunlah papan-papan lantai dua Rumah KAIL secara teratur.


Berhubung menggunakan kayu bekas yang ukurannya tidak sama, maka penyusunan papan lantai perlu diatur agar tinggi permukaan lantai kurang lebih sama. Karena kami tidak mau terlalu banyak menyerut kayu, maka tinggi lantai terpaksa tidak bisa 100% rata. Ada selisih 1-2 mm antara papan satu dengan papan yang lain. Selain itu mengingat tidak semua papan sisinya 100% lurus, maka di antara papan yang satu dengan yang lain sering terdapat rongga. Hal ini sering menimbulkan masalah karena seringkali kotoran terjebak di antara papan-papan tersebut.