Wednesday, September 25, 2013

Pasangan Keramik di Lantai Bawah

Setelah membandingkan berbagai alternatif material untuk lantai bawah, keramik bekas dipilih sebagai material untuk lantai bawah. Keramik bekas ini dibeli dari salah satu kios barang bekas di Jalan Soekarno Hatta. Di lokasi tersebut banyak dijual berbagai macam jenis lantai, mulai dari keramik, teraso, dari yang kuno sampai yang modern. 
Dalam rancangan awal, lantai bawah ini hanya menggunakan acian semen. Tetapi mengingat warnanya gelap dan kurang bagus, maka alternatif kedua akan digunakan teraso. Ternyata harga teraso cukup mahal, apalagi yang bekas dan kuno. Akhirnya dipilih keramik bekas sebagai pengganti. 

Harga keramik bekas yang digunakan di Rumah KAIL adalah Rp. 25.000,- per meter persegi. Harga ini sekitar 60% dari harga barunya. Hanya saja di keramik bekas ini ada tempelan-tempelan semennya. Jadi diperlukan waktu untuk membersihkan semen-semen tersebut sebelum keramik tersebut dapat dipasang dengan baik. Keramik ini adalah keramik warna putih. Warna ini adalah yang termurah di kelasnya. 

Hal penting yang harus dilakukan dalam pemasangan keramik adalah kesamaan tinggi permukaan lantai. Untuk itu digunakan alat bantu berupa benang. Ketinggian benang disamakan dengan menggunakan water pass. Setelah keramik terpasang, maka perlu dilakukan pembersihan, khususnya di daerah acian di bagian perbatasan antara dua keramik. 

Awalnya keramik yang dipilih untuk Rumah KAIL bukan yang berwarna putih ini, tetapi berwarna krem muda dengan harga per meter 10% lebih mahal dari keramik putih yang akhirnya dipilih. Sayangnya setelah keramik tersebut dibeli, oleh pemilik kios dijual lagi dengan harga lebih mahal kepada pihak lain. Berhubung setelah menunggu beberapa minggu, keramik tidak diantar juga, maka diputuskan untuk membeli keramik putih sebagai pengganti keramik krem yang sulit sekali didapat lagi. Uang selisih harga keramik kemudian dikembalikan oleh pemilik kios.