Thursday, August 29, 2013

Genteng Bekas

Untuk genteng di Rumah KAIL digunakan genteng keripik bekas yang diangkut dari Yogya. Genteng ini merupakan genteng bekas yang banyak digunakan di rumah-rumah limasan dan disarankan untuk digunakan oleh arkomjogja.

Masalah dengan genteng ini adalah bocor dan tampyas (titik-titik air yang kecil sekali masuk ke dalam ruangan dari sela-sela genting) ketika hujan deras. Permasalahan bocor terjadi karena beberapa hal. Pertama karena genteng bekas ini terdiri dari 3 ukuran, maka sebelum pemasangan perlu dilakukan penyortiran terhadap genteng tersebut. Ketika genteng yang ukurannya berbeda-beda ditempatkan dalam satu pasangan, maka pemasangannya tidak bisa pas alias banyak bagian yang bolong dan potensi kemasukan air di kala hujan. Kedua adalah teknis pemasangan. Teknik pemasangan perlu dilakukan dengan lurus sekali sehingga tidak ada bagian yang bolong karena posisi genteng kurang pas. Untuk memastikan posisi genteng benar-benar lurus, digunakan alat bantu berupa kayu untuk mengepaskan posisi genteng. Pada pemasangan pertama, posisi genteng banyak yang miring sehingga banyak bagian genteng yang sambungannya kurang pas yang menyebabkan kebocoran. Hal ketiga yang menyebabkan kebocoran adalah genteng yang retak atau bolong. Genteng-genteng ini perlu diganti dengan genteng yang baru. Hal keempat yang menyebabkan kebocoran adalah wuwungan. Pasangan semen wuwungan yang lepas atau kurang rapat akan menyebabkan kebocoran di bagian sambungan. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan di daerah wuwungan.

Untuk tampyas, untuk sementara kami belum berhasil menyelesaikan masalah tersebut dan masih dipikirkan solusinya. Salah satu usulan adalah melapis bagian dalam dinding dengan bilik bambu. Tetapi usulan ini tidak diambil karena sebetulnya tidak menyelesaikan masalah tampyas yang sebenarnya dan potensi menimbulkan masalah lain dan kebutuhan pembongkaran secara reguler di kemudian hari.